Kamis, 15 November 2018

Kisah Nabi Shaleh 'Alaihis Salam



KISAH NABI SHALEH DAN MUKJIZAT NABI SHALEH SERTA KISAH KAUM TSAMUD

Sahabat yang dimuliakan Allah SWT. Kali ini perjalanan kisah sejarah nabi dan rosul telah sampai pada kisah Nabi Shaleh AS.

Nabi Shaleh AS merupakan nabi yang diutus Allah SWT kepada kaum Tsamud. Nabi Shaleh sendiri masih memiliki hubungan saudara dengan Tsamud, yaitu nasabnya sama-sama bermuara pada keturunan Sam bin Nuh. Silsilah lengkap Nabi Shaleh AS adalah sebagai berikut : Shaleh bin Abid bin Asif bin Masyih bin Abid bin Hadzir bin Tsamud bin Shaleh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh. Sementara silsilah nabab Tsamud adalah : Tsamud bin Ad bin Irmi bin Shaleh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh.
Jadi Nabi Shaleh AS adalah keturunan dari Tsamud dan anak dari Abid. Sedangkan Tsamud adalah keturunan Ad,  yang telah memiliki banyak keturunan anak dan cucu hingga membentuk suatu kaum atau suku yang dikenal dengan suku / kaum Tsamud.
Setelah bencana yang menimpa kaum Ad seperti yang sudah dikisahkan pada Kisah Sejarah Nabi Hud AS dan Mukjizat Nabi Hud sebelumnya, maka keturunan kaum Ad yang tersisa akhirnya beriman kepada Allah SWT. Akan tetapi seiring dengan berlalunya waktu, setelah wafatnya Nabi Hud AS, iblis dengan segala tipu dayanya, perlahan tapi pasti kembali menggoda umat manusia.
Hari demi hari datang silih berganti, umat manusia pun lahir dan mati. Setelah kaum ‘Ad, datanglah kaum Tsamud. Godaan iblis yang licik dan penuh tipu daya kembali berulang kepada keturunan ‘Ad yang kemudian dikenal dengan kaum Tsamud, dalam bentuk yang hampir sama. Kaum Tsamud yang awalnya menyembah Allah SWT secara perlahan kembali kepada kebiasaan jahiliyah mereka menyembah berhala.
Kaum Tsamud tinggal di daerah Hadramaut, yaitu daratan diantara Yaman dan Syam (Syria). Kaum Tsamud sama seperti kaum ‘Ad sebelumnya, mereka diberi karunia oleh Allah SWT berupa ilmu pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan dalam hal beternak dan bercocok tanam. Oleh karenanya mereka dapat hidup makmur dan sejahtera di Hadramaut.
Tak sampai disitu, mereka pun Allah limpahi karunia berupa kekuatan fisik yang tangguh. Mereka sanggup membangun gedung-gedung yang tinggi. Mengukir gunung-gunung hingga menjadi pemandangan yang indah menakjubkan. Mereka pun mampu membuat tebing-tebing gunung menjadi rumah-rumah yang indah dengan melubanginya dan memahatnya.
Akan tetapi seperti kaum ‘Ad sebelumnya, kaum Tsamud pun akhirnya menjadi takabur dan ingkar kepada Allah SWT. Mereka tidak mengenal tuhan selain berhala yang mereka sembah dan mereka buat sendiri serta mereka jadikan tuhan.
Hukum yang mereka terapkan juga hukum yang bertentangan dengan kemanusiaan yaitu hukum rimba, siapa yang kuat dan berkuasa dialah pemenangnya. Perilaku hidup mereka sangat menyimpang jauh dari kebenaran dan kemanusiaan.
Perbuatan-perbuatan mudharat yang mereka lakukan seperti hidup berfoya-foya, bermabuk-mabukan, berzina, dan lain-lain menjadi perilaku sehari-hari orang-orang kaya. Kejahatan terjadi di mana-mana dan penganiayaan serta perbuatan kasar serta zalim menjadi santapan harian bagi orang-orang yang lemah. Mereka diperlakukan sebagai budak dan tanpa kemanusiaan.
Akibat perilaku kaum Tsamud inilah maka Allah SWT mengutus Nabi Shaleh kepada mereka. Nabi Shaleh berkata kepada kaumnya:
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)”.  (QS. Hud: 61)
Demikianlah kalimat yang senantiasa disampaikan para nabi dan rasul serta tidak pernah berubah sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Kaum Tsamud sangat terkejut dengan apa yang Nabi Shaleh katakan. Melalui ayat tersebut Nabi Shaleh menyatakan bahwa tuhan yang mereka sembah selama ini tidak memiliki nilai yang berarti dan dilarang untuk mereka sembah serta memerintahkan mereka untuk hanya menyembah Allah SWT.
Nabi Shaleh dengan lemah lembut terus berdakwah kepada mereka siang dan malam. Beberapa bagian kecil dari kaum Tsamud beriman kepada Nabi Shaleh AS, terutama mereka yang berasal dari golongan yang lemah dan miskin yang saat itu posisinya cukup tertindas. Hal ini tentu saja semakin membuat golongan kaum tsamud yang kaya semakin ingkar.
Dakwah Nabi Saleh cukup menggoncangkan masyarakat. Nabi Saleh terkenal dengan kejujuran dan kebaikan. Kaumnya sangat menghormatinya sebelum Allah SWT mengutusnya dan memberikan wahyu padanya untuk berdakwah kepada mereka. Kaum Tsamud berkata:
“Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami”. (QS. Hud : 62)
Dialog Nabi Shaleh dan kamu Tsamud dalam surat Hud 61-62 tersebut menggambarkan bagaimana besarnya ketidak percayaan dari kaum Nabi Shaleh atas ajaran yang disampaikan oleh Nabi Shaleh. Kaum Tsamud bahkan tidak menghiraukan apa yang disampaikan Nabi Shaleh.
Mereka menganggap Nabi Shaleh gila, terkena sihir hingga kerasukan setan dan menjadikan omongannya ngawur. Mereka hanya akan mempercayai Nabi Shaleh apabila mampu menunjukkan tanda-tanda kenabiannya. Maka, Nabi Shaleh pun memohon kepada Allah untuk memberikan mukjizat.

MUKJIZAT NABI SHALEH AS

Kaum Tsamud yang ingkar dengan dakwah Nabi Shaleh menuntut sebuah pembuktian dari Nabi Saleh sebagai bukti bahwa beliau adalah benar Rasul Allah SWT.
Hingga suatu ketika mereka sedang berkumpul mengitari sebongkah batu yang besar. Tak lama berselang datanglah Nabi Shaleh mendekati mereka.  Pemimpin kaum Tsamud dan kaumnya menjadikan kesempatan tersebut untuk menghina Nabi Shaleh. Pemimpin kaum Tsamud mengajukan tantangan kepada Nabi Shaleh agar Tuhannya Saleh dapat mengeluarkan unta dari bongkahan batu tersebut.
Mereka berkata, “(Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir) termasuk orang-orang yang banyak kena sihir, sehingga akalnya tidak waras lagi. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu’ara : 153)
(Kamu tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kami, maka datangkanlah suatu mukjizat, jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar”) di dalam pengakuanmu sebagai seorang Rasul.(Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu’ara’ : 154)
Nabi Shaleh pun tersenyum dan mengatakan bahwa Allah SWT Maha Kuasa dan mampu berbuat apapun. Ia pun bermunajat kepada Allah SWT. Sebagaimana digambarkan dalam surat Hud sebagai berikut :
Shaleh berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku selain daripada kerugian”. (QS. Hud : 63)
Nabi Shaleh bermunajat kepada Allah agar mengeluarkan seekor unta dari dalam bongkahan batu. Permohonan Nabi Shaleh pun Allah kabulkan.
Allah memerintahkan Nabi Shaleh memukulkan tangannya ke atas permukaan bongkahan batu yang ada di hadapannya. Kemudian secara tiba-tiba muncullah seekor unta yang gemuk, besar, dan bagus dari dalam bongkahan batu tersebut. Tentu saja, kandungan susunya banyak. Orang-orang Tsamud terperanjat semuanya. Saking herannya, mereka bergumam bagaikan suara lebah.
(Saleh menjawab, “Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air) maksudnya air minum (dan kalian mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu). (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu’ara’ : 155)
(Dan janganlah kalian sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kalian akan ditimpa azab hari yang besar”) yakni azab yang besar-besar. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu’ara’ : 156)
Nabi Shaleh lalu berkata kepada kaumnya, “Hai kaumku, inilah tanda bahwa aku adalah Nabi pesuruh Allah. Sembahlah Allah, dan tinggalkanlah berhala-berhala itu. Kalian jangan mengganggu unta ajaib ini. Binatang ini perlu minum sebagaimana kalian minum. Jika kalian menginginkan susunya, silakan memerahnya!” kata Nabi Shaleh menerangkan.
Sejak itulah, sang unta berkeliaran. Ia berpindah-pindah tempat kemana pun ia suka. Setiap hari, orang-orang antre untuk mendapatkan susunya. Anehnya, susu itu keluar terus walaupun banyak orang yang memerahnya.
Dikisahkan bahwa air susu dari Unta Nabi Shaleh ini mampu mengeluarkan susu yang sangat banyak yang mampu memenuhi kebutuhan unta kaum Tsamud. Sebagaimana hewan yang lain Unta Nabi Shaleh juga memerlukan minuman. Unta tersebut bisa tidak minum beberapa hari. Tetapi ketika tiba masanya, Unta tersebut bisa minum dengan jumlah air yang sangat banyak. oLeh karenanya Nabi Shaleh mengatur waktu bagi Kaum Tsamud untuk mengambil air dan unta tersebut minum.
Sejak awal, Nabi Shaleh telah memperingatkan kaum Tsamud. Mereka dilarang mengganggu unta itu, apalagi membunuhnya. Sebab, unta itu bukan sembarang unta, melainkan mukjizat dari Allah. Jika sampai ada yang membunuhnya, dikhawatirkan Allah akan murka.
“Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat.” (QS. Hud: 64)
Unta dalam ayat ini adalah mukjizat yang nyata dari Nabi Shaleh AS. Mengapa ?
Unta itu merupakan mukjizat Nabi Shaleh dari Allah SWT karena :
  1. Unta itu keluar langsung dari batu gunung dan dalam keadaan bunting.
  2. Bukti yang kedua adalah bila unta unta itu minum air yang terdapat di sumur-sumur maka binatang-binatang yang lain tidak berani mendekati sumber air tersebut.
  3. Bukti yang ketiga adalah unta itu merupakan mukjizat karena ia mengeluarkan susu yang mencukupi untuk dipakai minum oleh ribuan manusia dari kaum Tsamud. Oleh karena itu Allah menyifatinya dengan Naqatullah (unta Allah). Oleh karena itu berkaitan dengan minumnya unta tersebut maka Nabi Shalih membuat giliran hari bagi Unta dan bagi penduduk Tsamud (Q.S Asyuara : 155)

AZAB KEHANCURAN KAUM TSAMUD

Allah SWT menurunkan perintah kepada Nabi Shaleh agar beliau melarang kaumnya untuk mengganggunya atau membunuhnya. Beliau memerintahkan mereka untuk membiarkannya, makan di bumi Allah SWT dan tidak menyakitinya. Beliau mengingatkan mereka bahwa ketika mereka mencoba untuk mengganggunya, maka mereka akan mendapatkan siksaan dalam waktu dekat.
Kebencian kaum Kafir sekarang tidak hanya kepada Nabi Shaleh AS sekarang Kebencian terhadap Nabi Shaleh berubah menjadi kebencian kepada unta yang diberkati itu. Mulailah mereka membikin persekongkolan untuk melawan unta itu. Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat yang agung ini dan mereka membuat rencana jahat untuk melenyapkannya.
Sebagaimana biasanya, para tokoh-tokoh kaumnya berkumpul untuk membuat, makar. Salah seorang kafir berkata: “Jika datang musim panas, maka unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak yang lain lari darinya dan kepanasan.” Seorang kafir lagi berkata: “Jika datang musim dingin unta itu mencari tempat penghangat, lalu ia istirahat di situ sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan menuju tempat yang dingin sehingga terancam kematian.”
Para pemimpin Kaum Tsamud sangat ingin menghabisi unta Nabi Shaleh tapi beberapa masih khawatir karena takut terkena kutukan Nabi Shaleh. Di kalangan Kaum Tsamud ada dua pemuda yang terkenal karena kejahatanya, mereka berdua adalah Pemimpin kaum Tsamud yaitu Qidar bin Syalib bin Junda dan Mishra bin Mahraj. Dua orang ini adalah orang yang berperan besar dalam merencanakan makar untuk membunuh unta Nabi Shaleh dan setelah itu Nabi Shaleh sendiri.
Qidar bin Syalib tertarik dalam rencana membunuh Nabi Shaleh dan untanya karena dia ditawari harta yang melimpah dari wanita Tsamud yang kaya raya bernama Shaduq binti Al Mihya. Shaduq awalnya adalah istri dari salah satu pengikut Nabi Shaleh. Shaduq terkenal akan kecantikan dan kekayaannya. Tapi karena keingkarannya kepada Allah maka suaminya menceraikannya.
Hal ini bukan membuat Shaduq menjadi sadar tapi malah membuat Shaduq sangat amat membenci Nabi shaleh dan untanya. Suaminya lebih memilih Nabi Shaleh ketimbang dirinya yang kaya dan cantik Jelita. Tentu saja ketika pemimpin kaum kafir berencana membunuh unta Nabi Shaleh maka Shaduq serta merta turut serta menjanjikan dirinya dan hartanya kepada orang yang berhasil membunuh unta tersebut.
Selain shaduq , di kalangan Kaum Tsamud juga ada seorang wanita kafir bernama Unaizah binti Ghuraim yang kaya raya dan memilki empat orang putri yang cantik-cantik. Dia juga turut menyemangati kepada pemuda kaum Tsamud dengan menawarkan putri-putrinya kepada orang yang berani dan berhasil membunuh unta Nabi Shaleh AS.
Allah menceritakan hal ini dalam Al Qur’an yang artinya :
“Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakhan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan.” (QS. an-Naml: 48)
Mereka adalah penjahat-penjahat kota yang terkenal. Mereka sepakat untuk melaksanakan kejahatan. Kegelapan semakin menyelimuti gunung. Kemudian datanglah malam tragedi. Unta yang diberkati itu sedang tidur dan mendekap anaknya yang kecil di dadanya. Anak unta yang kecil itu merasakan kedinginan dan mendapatkan kehangatan di sisi ibunya.
Sembilan orang penjahat tersebut telah menyiapkan senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka. Mereka keluar di kegelapan malam, dan pemimpin mereka banyak minum khamer sehingga ia hampir tidak melihat apa yang di depannya.
“Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya.” (QS. Al-Qamar: 29)
Sembilan laki-laki itu menyerang unta itu, lalu ia bangkit dan bangunlah anaknya dalam keadaan takut. Akhirnya, darah unta itu terkucur dan anaknya pun terbunuh.
Nabi Shaleh mengetahui apa yang terjadi, lalu beliau keluar dalam keadaan marah untuk menemui kaumnya. Beliau berkata kepada mereka: “Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian jangan mengganggu unta itu.”
Kaum Tsamud bukannya takut menghadapi kemarahan Nabi Shalih. Mereka malah membngkang dan menjawab: “Kami memang telah membunuhnya, maka datangkanlah siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata bahwa engkau termasuk utusan Tuhan.”
Mendengar perkataaan ini membuat Nabi Shaleh tidak bisa berkata-kata lagi. Dengan wajah yang sedih Nabi Shaleh berkata kepada kaumnya:
“Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” (QS. Hud: 65)
Setelah itu Nabi Saleh segera pergi meninggalkan kaumnya. Beliau segera mengajak kaumnya yang beriman untuk segera keluar dari kota karena pada hari keempat siksaan itu akan datang.
Dalam kurun tiga hari itu Kaum Tsamud bersuka ria menyaksikan Nabi Shaleh dan pengikutnya pergi meninggalkan kota. Mereka mengira kalau mereka telah berhasil mengusir Nabi Shaleh. Peringatan Nabi Shaleh tidak membuat mereka takut. Malah dengan pongahnya mereka menunggu siksa Allah datang.
Kemudian datanglah janji Allah SWT untuk menghancurkan mereka. Maka pada hari keempat langit terpecah melalui teriakan yang keras di mana teriakan itu menghancurkan gunung dan membinasakan apa saja yang ada di dalamnya. Kemudian bumi berguncang dan menghancurkan apa saja yang di atasnya. Itu adalah satu teriakan saja yang membuat kaum Nabi Shaleh hancur berantakan.
“Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka di sambar petir sedang mereka melihatnya.” (QS. Adz-Dzaariyaat : 44).
Azab gempa menimpa mereka dan mereka pun mati di dalam rumah mereka. Allah berfirman,
“Karena itu mereka ditimpa gempa. Karena itu, jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.” (QS. Al-A’raaf : 78).
Kehancuran kaum yang durhaka kembali menimpa Kaum Tsamud seperti kaum sebelumnya yaitu kaum ‘Ad, kaumnya Nabi Hud AS. Mereka oleh Allah SWT dihancur leburkan semuanya sebelum mereka mengetahui apa yang terjadi. Sementara orang-orang yang beriman kepada Allah SWT bersama Nabi Shaleh, telah meninggalkan tempat tersebut.
Demikianlah sahabat Quran yang dimuliakan Allah SWT, Kisah Nabi Shaleh dan Mukjizat Nabi Shaleh Serta Kisah Kaum Tsamud yang penuh dengan pelajaran dan hikmah. Semoga kita semua dapat mengambil ibroh dan senantiasa berlindung kepada Allah SWT dari segala sifat sombong dan serakah. Aamiin.
Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon